Semen : Pengertian Sejarah dan Jenis Semen
Semen adalah pengikat agregat dan merupakan bahan hidrolis. Dalam konteks ini, "hidrolis" merujuk pada kemampuan semen untuk bereaksi dengan air dan membentuk pasta. Saat terjadi reaksi kimia antara semen dan air, panas dihasilkan dan pasta semen menjadi keras melalui proses hidrasi. Akibatnya, pasta semen membentuk massa batuan yang tidak larut dalam air.
Semen : Pengertian Sejarah dan Tipe Semen
sejarah semen
Saat ini, terdapat berbagai jenis semen dengan karakteristik yang berbeda-beda yang telah ditemukan. Salah satu jenis semen yang umum digunakan dalam pembangunan gedung dan jembatan adalah Semen Portland. Semen ini pertama kali ditemukan oleh JOSEPH ASPDIN pada tahun 1824.
Pengertian semen, sejarah semen, jenis semen, tipe semen, jenis semen menurut ASTM, American Standard Testing and Material, ASTM.
Jenis Semen Berdasarkan Baham Pembentuknya
Ada dua kelompok semen yang dapat dibedakan berdasarkan bahan pembentuknya, yaitu:
1. Jenis semen yang terbuat dari bahan klinker-semen-portland meliputi semen portland, semen portland abu terbang, semen portland berkadar besi, semen tanur tinggi, semen portland tras/pozzolan, dan semen portland putih.
2. Selain itu, terdapat jenis semen lain seperti alumunium semen dan semen sulfat.
Jenis Semen Berdasarkan Kekuatannya
Jenis-jenis semen dapat dibedakan menjadi tiga kelas berdasarkan kecepatan perkembangan kekuatannya, yaitu:
Semen Kelas A, yaitu semen dengan kekuatan awal normal.
Semen Kelas B, yaitu semen dengan kekuatan awal tinggi.
Semen Kelas C, yaitu semen dengan kekuatan awal sangat tinggi.
Jenis Semen Menurut ASTM
Ada lima tipe semen yang dapat diklasifikasikan menurut ASTM (American Standard Testing and Material), yaitu:
Semen jenis pertama (Tipe I)
Dapat digunakan secara luas tanpa persyaratan khusus. Biasanya digunakan untuk membuat beton dalam konstruksi beton yang tidak terpengaruh oleh lingkungan yang mengandung bahan sulfat atau perbedaan temperatur ekstrim. Semen ini biasanya digunakan dalam konstruksi bangunan seperti jalan, gedung, jembatan, tangki, dan waduk.
Jenis Semen Tipe II
Digunakan di lingkungan dengan kadar sulfat sedang untuk mencegah serangan sulfat dari lingkungan, terutama pada sistem drainase dengan konsentrasi yang tinggi dalam tanah.
Jenis Semen Tipe III
Digunakan untuk mempercepat waktu perkerasan (high early strength portland cement), biasanya mencapai waktu kurang dari seminggu. Jenis semen ini digunakan pada struktur bangunan dengan bekisting (cetakan beton) yang harus segera dibuka dan digunakan.
Semen Tipe IV
Memiliki panas hidrasi yang rendah dan digunakan untuk struktur dam dan bangunan besar yang membutuhkan beton dengan kebutuhan panas yang rendah selama hidrasi.
Jenis Semen Tipe V
Digunakan di lingkungan dengan kadar sulfat yang tinggi sebagai penangkal sulfat, terutama pada tanah atau air tanah dengan kadar sulfat yang tinggi.
Semen Putih
Digunakan untuk pekerjaan arsitektur yang memerlukan tampilan estetis yang menarik dan indah pada struktur bangunan.
Jenis Semen Khusus
Selain jenis-jenis semen yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga jenis semen yang lebih khusus, yaitu:
1. Semen Ekspansif (Expansive Cement)
2. Regulated Set Cement.
3. Semen untuk Sumur Minyak (Oil Well Cement)
4. Semen Kedap Air (Waterproof Portland Cement)
5. Semen Plastik (Plastic Cement)
Posting Komentar untuk "Semen : Pengertian Sejarah dan Jenis Semen"